For Me

For Me
Aku dikit narziz

Sabtu, 13 Februari 2010

PERGINYA TEMAN TERBAIKKU

Beberapa bongkahan kayu bersatu menopang beratnya tempat untukku membaringkan organ-organ kehidupanku sejenak, ditemani bunyi nyaring yang berdetak diatas meja tempatku mecari ilmu dan suara si jantan merah yang lantang membangunkan organ-organ kehidupanku.

Kring…kring…kring…ku..kuruyuk, suara jam beker dan ayam jantan tetanggaku membangunkan tidur lelapku. Sesaat kemudian kuberjalan untuk menghentikan bunyi nyaring teman pagiku dan aku mulai membersihkan tubuhku dari sisa-sisa debu tempat tidurku.

Dua jarum jam yang tegap saling berlawanan menunjuk angka 6 dan 12, saatnya aku mulai mengais-ngais ilmu dari pahlawan tanda jasa yaitu guru-guru terbaikku.

Sesampainya aku didepan kelas beberapa teman menyapa manis kedatanganku dan bertanya “hai Noor, nanti ada ulangan sejarah materinya sampai halaman berapa?”(ujar Suryadi sambari memegang pundakku). Kelihatanya sampai halaman 19 yang bab 5 semuanya (jawabku sambil tersendat-sendat).

Satu jam pelajaran berlalu, tibba-tiba guru piket memasuki ruang kelasku sambil bertanya “disini ada yang namanya Suryadi?” semua teman-teman menjawab ada dan memandangi Suryadi teman sebangkuku tersebut.

Hal yang tidak aku inginkan ternyata terjadi, guru piket melanjutkan pembicaraanya bahwa “Suryadi dipanggil kakaknya sebab mau pindah ke Jakarta”. Rasa kecewa, sedih dan haru menyelubungi relung hatiku. Suryadi mulai berpamitan kepada teman-teman termasuk aku dan dia menyampaikan pesan kepadaku “jangan lupa sms’an dan pasti kita akan bertemu lagi”. (ujarnya sambil menjabat erat tanganku) dan kujawab dengan “baiklah”.

Setelah berpamitan Suryadi mulai menjauh dan beranjak pergi dari tempat duduknya.

“Setelah ia pergi, hatiku serasa tak rela karena ia adalah teman yang paling mengerti diriku, kenapa ia pergi begitu cepat?” (rasa sesal dan kecewa menghantui diriku).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar